Describe Some Foods From Internship Place #2
1.
Egg Mayo Sandwich
Bahan
:
- 2 lembar Roti
tawar, buang pinggirnya
- 2 butir Telur
rebus, cincang halus
- 50 gr Mayones
- 20 gr Keju
cheddar, parut
Topping
:
-
Thousand
Island secukupnya
Cara
Membuat :
1.
Campur
telur rebus, mayones dan keju cheddar. Aduk rata.
2.
Siapkan
satu lembar roti tawar, beri campuran telur dan mayones di atasnya, lalu tumpuk
dengan selembar roti lagi
3.
Potong
menjadi 4 bagian atau sesuai selera
4.
Beri
topping thousand island. Sajikan
·
Rasa : Gurih dan sedikit asam karena
rasa dari mayones dan thousand island
·
Tekstur : Padat dan creamy di dalam
·
Warna : Pucat karena dominan berwarna
putih
·
Sejarah :
Sandwich diambil dari nama Earl of Sandwich IV, seorang aristokrat Inggris abad ke-18 yang merupakan pemain kartu kelas berat. Earl of Sandwich IV ingin terus bermain kartu tanpa harus berhenti untuk makan. Dan makanan kegemarannya adalah daging yang dijepit oleh dua potong roti sehingga bisa dimakan dengan sebelah tangan sambil bermain kartu. Teman-teman bermainnya sering memesan makanan yang sama dengan mengatakan “the same as Sandwich!” (maksudnya : pesan makanan yang sama seperti yang dipesan Mr.Sandwich). Dipercaya dari situlah makanan ini kemudian populer dengan nama “Sandwich.” Earl of Sandwich IV berasal dari kota Sandwich di Inggris. Dalam bahasa Inggris kuno, Sandwich berarti “tempat berpasir.” Pada saat bersamaan di Amerika Serikat, sandwich pertama kali dipromosikan sebagai makanan yang kompleks saat makan malam. Pada awal abad ke-20, saat roti menjadi makanan pokok di Amerika, sandwich menjadi makanan populer dan popularitas yang terus meningkat seperti yang sudah meluas di Mediterania.
2.
Ayam Betutu
Bumbu
Halus :
- 250 gr Bawang
merah
- 80 gr Bawang
putih
- 20 gr Cabai
rawit
- 10 gr Cabai
merah
- 10 gr Kencur
- 40 gr Kunyit
- 25 gr Lengkuas
- 25 gr Jahe
- 25 gr Serai
- 1 sdm Lada
putih
- 1/2 sdm Lada
hitam
- 5 gr Terasi
- 5 gr Gula
merah
-
Garam secukupnya
Bahan
:
- 1 kg Ayam,
potong menjadi beberapa bagian
- 10 lembar Daun
jeruk, iris tipis
-
Air
secukupnya
-
Minyak
goreng secukupnya
Cara
Membuat :
1.
Panaskan
minyak goreng. Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan ayam
2.
Tambahkan
sedikit air, aduk rata. Masak hingga ayam matang dan bumbu meresap
3.
Beri
taburan daun jeruk. Sajikan
·
Rasa : Pedas karena bumbunya yang banyak
menggunakan cabai
·
Tekstur : Sedikit berkuah dan berminyak
·
Warna : Kuning keemasan, hampir sama
dengan kalio
·
Sejarah :
Pada tahun 1976 ayam dan bebek betutu ini dibuat oleh Men Tempeh atau Ni Wayan Tempeh yang berasal dari Abianbase, Kota Gianyar, dengan suaminya I Nyoman Suratna yang berasal dari Bangli. Men Tempeh dengan suaminya mulai berjualan Ayam Betutu sejak tahun di Terminal Lama Gilimanuk, Jembrana. Ketika Men Tempeh sudah meninggal, usahanya diteruskan oleh anak-anaknya hingga sekarang. Warung makan ayam betutu ini memiliki ciri khas adanya beberapa anak tangga sampai di warungnya. Pada papan namanya tertulis "Ayam Betutu Men Tempeh Asli" dan ada tambahan tulisan "tidak buka cabang".
3.
Tongseng Kambing
Bumbu
Halus :
- 4 butir Bawang
merah
- 3 siung Bawang
putih
- 3 butir Kemiri
- 3 buah Cabai
merah
- 1 sdt Ketumbar
- 1/2 buah Pala
- Gula secukupnya
- Garam secukupnya
- 1/4 sdt Merica
Bahan
:
- 500 gr Daging
kambing
- 1/4 buah Daun
kol, iris kasar
- 1 batang Daun
bawang, iris tipis
- 1 lembar Daun
salam
- 3 lembar Daun
jeruk
- 3 buah Tomat
muda, potong sesuai selera
- 1 batang Serai,
memarkan
- 2 cm Jahe,
memarkan
- 2 sdm Kecap
manis
- 1 liter Air
-
Minyak
goreng secukupnya
Cara
Membuat :
1.
Rebus
daging kambing dengan daun salam dan serai, lalu buang airnya. Potong-potong
daging kambing menjadi ukuran kecil
2.
Panaskan
minyak goreng, lalu tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk, serai dan jahe
hingga harum
3.
Masukkan
daging, kemudian tuang air. Aduk rata
4.
Tambahkan
kecap. Masak hingga air mulai berkurang dan bumbu meresap
5.
Masukkan
daun kol dan daun bawang. Aduk rata
6.
Setelah
kol sudah nampak layu, masukkan tomat. Aduk sebentar, lalu angkat dan sajikan
·
Rasa : Gurih, manis, segar dan sedikit
pedas
·
Tekstur : Berkuah dan biasanya ada juga
yang kering
·
Warna : Merah pekat dan terkadang
kecoklatan, hampir menyerupai gulai
·
Sejarah :
Tongseng bermula dari kedatangan bangsa Arab dan India abad 18 Masehi untuk melakukan perdagangan. Tak hanya itu, pertukaran budaya juga terjadi antara penduduk lokal dan pendatang. Berbagai kebudayaan masuk ke Tanah Air termasuk kuliner. Kedua bangsa tersebut memperkenalkan ragam hidangan kambing dan domba kala itu. Berabad kemudian di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogja, berbagai hidangan olahan kambing menjadi populer di Indonesia. Hal ini karena banyaknya daerah penghasil kambing yang baik bermunculan. Sate daging atau hati menjadi kreasi pertama yang dikenal kala itu. Sisanya, jeroan dan tulang kemudian menggunakan rempah dan santan, sehingga menghasilkan hidangan yang diberi nama gule atau gulai.
Saat pabrik gula pasir, gula merah, dan kecap mulai bermunculan, masyarakat selatan Jawa mulai meracik menu baru dengan cara mengoseng daging kambing dengan kecap. Tidak lupa, aneka bumbu iris dan kuah gulai juga menjadi komposisi makanan tersebut. Irisan tomat dan kubis juga digunakan untuk menambah kesegaran hidangan tersebut. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Tongseng. Seng dari tongseng diambil dari kata 'oseng-oseng' (tumis).
Cikal bakal hidangan Tongseng dipercaya berasal dari Kecamatan Klego, Boyolali. Dulunya, masyarakat kecamatan Klego mencari nafkah dengan bertani, namun ternyata mata pencaharian ini belum dapat mencukupi kebutuhan mereka. Akhirnya mereka beralih profesi dengan menjual sate dan tongseng sampai sekarang. Bahkan ada Patung Sate Tongseng yang menunjukkan kebanggaan masyarakat Klego pada hidangan otentik ini. Sejalan dengan waktu dan perpindahan penduduk Kecamatan Klego di wilayah-wilayah lain, hidangan ini bermunculan di berbagai tempat di Pulau Jawa, bahkan di seluruh Nusantara.
Komentar
Posting Komentar