Describe Some Foods From Internship Place #5
1.
Bakmi Goreng Jogja
Bumbu
Halus :
-
1/4
sdt Garam
-
1/2
sdt Merica butir
-
1
buah Kemiri
-
2
siung Bawang putih
Bahan
:
-
125
gr Mie basah, seduh dengan air panas
-
75
gr Daging ayam, potong dadu, goreng
-
75
ml Kaldu ayam
-
1
butir Telur itik, kocok lepas
-
25
gr Kol, iris tipis
-
25
gr Toge
-
1
batang Daun bawang, iris tipis
-
1
sdm Kecap manis
-
1
sdm Bawang goreng
-
2
sdm Minyak Goreng
Cara
Membuat :
1.
Panaskan
minyak goreng, lalu tumis bumbu halus hingga harum
2.
Masukkan
ayam dan telur, aduk. Kemudian tuang kaldu
3.
Tambahkan
mie, kol, toge, daun bawang dan kecap. Aduk hingga tercampur dan kaldunya
menyusut. Angkat
4.
Sajikan
bakmi goreng dengan taburan bawang goreng
·
Rasa : Gurih dan sedikit manis
·
Tekstur : Kenyal dan berminyak
·
Warna : Kuning keemasan karena warna dari
mienya
·
Sejarah :
Perlu diketahui bahwa bakmi adalah jenis makanan yang sangat kuno menurut sejarahnya. Oleh masyarakat Tiongkok, bakmi pertama kali dikonsumsi sekitar 206 SM pada saat pemerintahan Dinasti Han. Pada waktu itu bakmi atau mie masih berupa adonan yang terbuat dari tepung gandum dan bentuknnya persegi dan lembaran panjang sedikit lebih tebal dari kulit pangsit, atau berbentuk lonjoran panjang. Bakmi atau mie, pada awal mulanya disebut “Pia”, yang dalam bahasa Mandarin disebut “Bing” (dibaca: Ping). Cara pemasakannya pun masih sama dengan jaman sekarang yaitu dicelupakan ke dalam air mendidih, lalu diangkat dan dimakan bersama dengan kuah yang telah dibumbui dengan bumbu-bumbu rempah yang khas.
Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, salah satu jenis bakmi yang terkenal tak lain adalah bakmi Jawa. Bakmi Jawa memiliki cita rasa yang berbeda-beda tergantung daerah dimana ia berasal. Bakmi Jawa atau yang sering disebut dengan Mie Jowo adalah bakmi godog (rebus) yang dimasak dengan bumbu-bumbu rempah khas. Kebanyakan bakmi Jowo adalah bakmi rebus, Mie Jowo dimasak di atas anglo, yaitu tungku yang terbuat dari tanah liat dan pemanasannnya menggunakan api dari arang. Selain dengan direbus cara lain pemasakan Mie Jowo adalah dengan di goreng.
Menurut sejarah, bakmi Jawa ini berasal dari Desa Piyaman, Wonosari, Gunung kidul, Yogyakarta yang dipercaya sebagai tempat asal pembuat bakmi jawa. Dalam perkembangannya, kuliner tradisional ini telah menyebar dan ada hampir diseluruh wilayah Indonesia maupun luar negeri. Penjualnya pun memiliki ciri khas tersendiri. Mereka biasanya menjajakan dagangannya mulai senja dengan menggunakan gerobak tempat memasak bakmi di depan tempat usaha mereka.
2.
Rujak Buah
Bumbu
Rujak :
-
50
gr Kacang tanah, sangrai
-
10
buah Cabai rawit
-
250
gr Gula jawa
-
3
sdm Gula pasir
-
1/2
sdt Garam
-
50
ml Air asam jawa
-
100
ml Air panas
Bahan
:
-
50
gr Mangga, iris tipis
-
50
gr Bengkuang, iris tipis
-
50
gr Kedondong, iris tipis
-
50
gr Ubi jalar kuning, iris tipis
-
50
gr Jambu air, potong menjadi 4 bagian
Cara
Membuat :
1.
Bumbu
rujak : Ulek cabai rawit, gula jawa, gula pasir dan garam hingga halus, lalu masukkan
kacang dan ulek lagi. Tambahkan air asam dan air panas, aduk rata. Sisihkan
2.
Tata
buah di atas piring saji, kemudian tuangkan bumbu kacang. Sajikan
·
Rasa : Manis, asam dan pedas
·
Tekstur : Sedikit berair dan renyah karena
buahnya
·
Warna : Sangat berwarna karena
macam-macam buahnya dan juga coklat kehitaman dari bumbu kacangnya
·
Sejarah :
Asal mula rujak buah tidak diketahui secara pasti. Namun, makanan ini begitu erat dengan tradisi masyarakat Jawa. Dalam tradisi Jawa, biasanya diadakan acara syukuran ketika kehamilan seorang wanita memasuki usia tujuh bulan. Rujak buah adalah makanan yang kerap dijumpai dalam acara tujuh bulanan tersebut. Berbeda dengan rujak biasa, rujak yang dipakai dalam upacara ini menggunakan bahan dari kulit bagian dalam kelapa muda yang dicincang sampai berbentuk serat pendek dan kecil-kecil dan dicampur dengan cincangan kecil buah-buahan. Selain rujak disertakan juga umbi-umbian (Jawa: kepolo pendem) yang sudah matang dan jajan tradisional bernama procot.
Selesai upacara rujak ini dibagikan kepada tamu yang hadir. Ada kepercayaan bahwa apabila kebanyakan dari tamu rujaknya terasa sepat dan pedas maka anak yang sedang dikandung adalah seorang anak laki-laki. Sedangkan apabila rujak itu terasa segar dan manis sebagaimana rujak biasa maka yang dikandung itu adalah anak perempua. Terlepas dari itu semua, kini rujak buah dapat mudah dijumpai di mana saja.
3.
Ayam Base Genep
Bumbu
Halus :
-
15
butir Bawang Merah
-
8
siung Bawang putih
-
10
buah Cabai merah besar
-
10
buah Cabai rawit
-
1
sdm Ketumbar butir
-
8
butir Kemiri
-
1/2
sdt Pala bubuk
-
3
cm Lengkuas
-
3
cm Jahe
-
3
cm Kunyit
-
3
cm Kencur
-
2
sdt Terasi
-
1/2
sdt Merica butir
Bahan
:
-
1
kg Ayam, potong sesuai selera
-
1
buah Jeruk nipis
-
2
batang Serai, iris menyerong
-
2
lembar Daun salam
-
2
lembar Daun jeruk
-
1
sdt Gula pasir
-
1/2
Garam
-
500
ml Air
-
Minyak
goreng secukupnya
Cara
Membuat :
1.
Lumuri
ayam dengan air jeruk selama 15 menit. Kemudian panaskan minyak dan goreng ayam
hingga matang. Sisihkan
2.
Tumis
bumbu halus bersama daun salam, daun jeruk dan serai hingga harum dan matang. Tuang
air dan aduk. Lalu masukkan ayam goreng. Aduk rata dan masak hingga mendidih
3.
Beri
garam dan gula, aduk lagi. Masak sambil diaduk sesekali hingga kuah menyusut
dan mengental. Sajikan
·
Rasa : Gurih dan dominan rasa pedas
·
Tekstur : Sedikit berminyak, kuahnya kental
dan empuk dari ayamnya
·
Warna : Kuning kemerahan
·
Sejarah :
Base Genep adalah bumbu dasar khas yang berasal dari Bali. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Base Genep terdiri dari 15 macam rempah-rempah yang dicampur menjadi satu. Ada empat bahan pokok atau “guru” dalam base genep, yaitu isen (lengkuas), kunir (kunyit), jae (jahe), dan cakuh (kencur). Selain keempat bahan di atas, ada pula bahan tambahan seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah. Kedelapan bahan tersebut melambangkan gunung, sedangkan bahan yang melambangkan laut adalah garam dan terasi. Kitab Lontar menyebutkan bahwa Base Genep sudah ada sejak 2000 tahun lalu. Namun beberapa orang menyebutkan bila Base Genep di temukan abad ke-9 ketika ada hubungan antara India dengan Bali.
Belum ada waktu pasti kapan masyarakat Bali mengenal bumbu dan meraciknya. Namun, beberapa masyarakat percaya jika bumbu adalah berkat dewa yang diberikan pada para Pandawa. Yudhistira diberikan rasa asin, Bima rasa sepat, Arjuna rasa pahit, Nakula rasa pedas, dan Sadewa rasa manis. Selain itu, Drupadi juga turut diberkahi dengan rasa asam. Rasa-rasa tersebut lalu diwujudkan dalam beberapa bahan, seperti asin menjadi kencur, sepat adalah lengkuas, pahit dalam bentuk kunyit, pedas berwujud jahe, manis adalah bawang merah dan bawang putih, dan asam menjadi jeruk limau.
Bumbu Bali juga mengalami berbagai perubahan yang disesuaikan dengan kearifan lokal. Terlebih sekitar abad ke-17, Kerajaan Gelgel di Bali terpecah menjadi sembilan kerajaan, yaitu Karangasem, Tabanan, Buleleng, Badung, Jembrana, Klungkung, Gianyar, Mengwi, dan Bangli. Di mana setiap rajanya melakukan berbagai upacara ritual dengan persembahan yang disesuaikan dengan kekhasan setiap kerajaan. Karena di dalamnya juga ada persembahan makanan, maka bumbu dan rasanya juga disesuaikan dengan kearifan lokal di sana.
Komentar
Posting Komentar