Local Food #1
1. Barongko
Barongko merupakan
makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari pisang yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam.
Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus. Jika sudah
matang, dimasukkan ke dalam kulkas atau bisa juga langsung disantap
hangat.
Dahulu,
Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi raja-raja Bugis-Makassar.
Selain itu, kue ini biasa dihidangkan juga dalam pesta adat, pernikahan,
khitanan, mappanre
temme’, aqiqah dan sebagainya. Meskipun terlihat sederhana dan
mudah cara membuatnya, namun kue barongko ini mempunyai nilai filosofis yang sangat
tinggi. Bahan utamanya terbuat dari pisang, bungkusannya pun terbuat dari daun
pisang. Ini memliliki makna bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar
dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Makna lainnya adalah apa yang
terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang akan
dilakukan.
Bahan :
Cara Membuat :
1. Kupas pisang lalu buang bagian tengah atau biji-biji
hitamnya agar hasil akhir dari barongko tidak berbintik hitam.
2. Blender pisang bersama santan, telur, dan gula pasir secara
bertahap hingga halus. Pindahkan adonan ke dalam wadah.
3. Ambil 2 lembar daun pisang lalu susun/tumpuk jadi satu.
Tuangkan ½ cangkir adonan pisang ke dalam daun pisang, lalu bungkus perlahan jadi bentuk tum.
Sematkan dengan tusuk gigi atau lidi. Ulangi langkah ini hingga semua adonan habis
terbungkus.
4. Panaskan panci kukus/dandang hingga muncul uap. Kukus
barongko selama 25 menit hingga matang dan daun terlihat layu berubah warna. Angkat. Dan barongko siap disajikan.
2. Coto
Makassar
Coto
makassar atau coto mangkasara adalah
makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang
direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini
kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus.
Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dan "burasa" atau yang biasa dikenal
sebagai buras, yakni sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang.
Coto
makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Dahulu hidangan coto bagian
daging sapi sirloindan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga
kerajaan. Sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat
kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan. Saat ini coto makassar sudah
menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga
restoran.
Bahan :
-
1 kg Daging sapi
-
5 batang Serai, memarkan
-
2 liter Air cucian beras putih
-
5 lembar Daun salam
-
3 sdm Minyak goreng
-
5 cm Jahe, memarkan
-
1 ruas Lengkuas, memarkan
Bumbu Halus :
-
250 gr Kacang tanah, sangrai
-
10 siung Bawang putih
-
8 butir Kemiri, sangrai
-
1 sdm Ketumbar, sangrai
-
1 sdt Jinten, sangrai
-
1 sdt Merica butiran
-
1 sdt Garam
Bahan Pelengkap :
-
Bawang merah goreng
-
Seledri yang sudah diiris
-
Daun bawang yang sudah diiris
Cara Membuat :
1. Rebus daging sapi menggunakan air cucian beras bersama
dengan langkuas, jahe, daun salam dan serai yang
sudah dimemarkan. Rebus hingga daging menjadi empuk. Setelah itu, potong- potong daging membentuk dadu. Tiriskan. Jangan buang
air rebusan atau kaldu tadi.
2. Siapkan wajan dan panasakan minyak goreng. Masukkan bumbu
yang sudah dihaluskan dan tumis hingga matang dan harum.
3. Panaskan kembali air kaldu. Lalu masukkan bumbu yang sudah
ditumis, aduk rata. Kemudian masukkan potongan
daging sapi ke dalam kuah. Masak sebentar dan matikan kompor. Sajikan dengan taburan bawang goreng, seledri dan
baung bawang.
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar